1. PENGERTIAN SPRAYER
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan
untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama
penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan
sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan
oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam
setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran
semprot.
Sprayer
adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi
menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat
diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit
tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat
diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit
tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi
yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan
ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Dari hasil beberapa penelitian
menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak
digunakan petani di lapangan adalah
jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien
dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada
tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe
gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering
mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak
mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur
pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las
korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977). Disamping masalah pada perangkat
alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak
sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya
disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al.,
1992).
Dari hasil penelitian terdahulu dapat
diketahui bahwa kinerja sprayer elektrostatika lebih baik dari tipe sprayer
lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada sumber tenaga
(batere) dan pola penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benar-benar
terkontrol, bahan pembawa cairan kontak (media kontak) yang mahal mengingat
tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan menggunakan sprayer
elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum
ergonomis (berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya
di lapangan. Di samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu
dimodifikasi mengingat harga atau biaya produksinya masih tinggi bila
dibandingkan dengan tipe sprayer lainnya (terutama jenis sprayer gendong /
knapsack sprayer), baik produk lokal maupun impor. Hasil penelitian Kusdiana
(1991) dan Roni Kastaman (1992) menunjukkan bahwa sebenarnya jenis sprayer yang
dapat dianggap paling baik dan memenuhi kriteria pemakaian yang diinginkan oleh
pemakai (umumnya petani) adalah sprayer dari jenis Microner atau Sprayer
Elektrostatik.
Umumnya kriteria yang banyak
diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan
dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula
kesimpulan dari hasil penelitian Mimin et.al. (1992), yaitu bahwa
sprayer yang paling baik dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer
elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik.
Pestisida yang dipakai dalam
budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung,
digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk
mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut
sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut
duster. Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti
teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada
akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya.
Berdasarkan tenaga yang digunakannya
alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan
(handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi.
Kinerja sprayer sangat ditentukan
kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu
tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
disemprotkan (Hidayat, 2001). Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa
jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand
sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah
rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1977 di
beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering
mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan
tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup
bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan
kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb.
Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan
pestyang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer
yang kurang menunjang aplikasi.
B. FUNGSI
SPRAYER
Fungsi
Utama
Fungsi utama sprayer adalah untuk
memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan
mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.
a. Kegunaan
Khusus
Sprayer digunakan untuk :
a. Menyemprotkan insektisida untuk
mencegah dan memberantas hama
b. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah
dan memberantas penyakit
c. Menyemprotkan herbisida untuk
mencegah dan memberantas gulma
d. Menyemprotkan pupuk cairan
e. Menyemprotkan cairan hormon pada
tanaman untuk tujuan tertentu
b. Tujuan
Sprayer
Agar mampu melakukan kalibrasi serta
mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.
C. JENIS-JENIS
SPRAYER DAN SPESIFIKASINYA
Macam-macam
Sprayer :
Sprayer dikelompokan berdasarkan
tenaga penggerak dan jenis pompa sprayer :
1. Berdasarkan
tenaga penggerak
a) Sprayer
dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer)
§ Atomizer (Hand sprayer)
§ Sprayer otomatis (Compressed air
sprayer)
§ Sprayer semi otomatis (Knapsack
sprayer)
§ Bucket sprayer
§ Barrel sprayer
§ Wheel barrow sprayer
§ Slide pump sprayer
b) Sprayer
Bermotor (Power Sprayer)
§ Hydraulic sprayer
§ Blower sprayer
§ Hydro pneumatic sprayer
§ Aerosol generator
2. Berdasarkan
tenaga penggerak
a) Pompa tekanan
udara : memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekan
cairan ke nozzle.
§ Sprayer otomatis (Compressed air
sprayer)
§ Hydro pneumatic sprayer
b)
Pompa cairan : memompa cairan langsung ke nozzle.
§ Sprayer semi otomatis
§ Bucket sprayer
§ Barrel sprayer
§ Wheel barrow sprayer
§ Slide pump sprayer
§ Power hydraulic sprayer
c)
Pompa penghembus udara
§ Atomizer (Hand sprayer)
§ Power blower sprayer
Adapun
jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu :
1.
Home
hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)
2.
Knapsack-sprayer
dengan pompa udara tekan
3.
Knapsack-sprayer
bertekanan konstan dengan pompa plunyer
4.
Bucket
sprayer (sprayer ember)
5.
Barrel
sprayer (sprayer tong), dan Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)
Spesifikasi
Handsprayer
Secara umum spesifikasi alat
penyemprot meliputi data teknis mengenai :
a.
Volume
tangki : 10 – 20 L
b.
Kapasitas
tangki : 8 – 16 L
c.
Kekuatan
tangki : 10 – 15 kg / cm2 ( 140 – 200 psi)
d.
Bahan
konstruksi : plat logam anti karat
D. BAGIAN-BAGIAN
SPRAYER DAN FUNGSI OPERASIONALNYA
Bagian
Utama Sprayer
Bagian-bagian utama sprayer secara
umum adalah : a) nozzle, b) pompa, c) pipa penyalur, d) saringan, e) tangki
cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur
semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang
terpenting.
Nozzle
Nozzle adalah bagian sprayer yang
menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan,
lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle
dibuat dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas
dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.
Tipe-tipe nozzle :
a. Centrifugal nozzle : bentuk nozzle
yang paling banyak dijumpai, dibuat dengan sudut penyemprotan yang lebar dan
dengan berbagai model pola penyemprotan dan kapasitas.
b. Flooding nozzle : menghasil
semprotan dengan model semburan. Nozzle ini disebut juga fan spray
nozzle.
c. Two-fluid atomizer : menghasilkan
droplet yang sangat halus dan menghindarkan pemborosan cairan, tetapi
membuthkan tenaga yang lebih besar daripada tipe-tipe yang lain.
d. Rotary atomizer : digunakan untuk
pekerjaan besar, menyemprotkan cairan dalam jumlah besar dengan gaya
sentrifugal dan mempunyai pola penyebaran 360o.
Komponen-komponen nozzle :
- body
- penyaring
- spuyer (nozzle tips),
dan nozzle cap
Ada beberapa macam nozzle pada
sprayer yaitu :
1. Hallow
cone nozzle
Cara yang menarik ke dalam nozzle
mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya akan berbentuk cincin.
Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan
juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak
pemusingan cairannya.
Makin panjang lintasan pemusingan
yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil diameter penyebaran
butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat diperoleh
penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.
2.
Solid-cone nozzle
Nozzle ini merupakan hasil
modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir sama dengan
hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal
axiat jet yang tepat ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang
sedang berputar.
Dengan pemukulan tersebut cairannya
akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi hancur, meninggalkan
nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk
lingkaran penuh.
3. Fan
type nozzle
Type ini dibuat dengan jalan membuat
potongan halus atau saluran yang
menyilang permukaan luar dari
arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang
meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis seperti kipas, yang kemudian
akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk
elips penuh. Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan yang tidak
merata. Terutama pada bagian ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan
ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada
sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk pengendalian herba.
Berdasarkan prinsip kerjanya, maka
alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri :
1.
Tangki
dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan
2.
Unit
pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit
3.
Tangkai
pompa, untuk memompa cairan
4.
Saluran
penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian
ujungnya dilengkapi nosel
5.
Manometer,
untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki
6.
Sabuk
penggendong
7.
Selang
karet
8.
Piston
pompa
9.
Katup
pengatur aliran cairan keluar dari tangki
10. Katup pengendali aliran cairan
bertekanan yang ke luar dari selang karet
11. Laras pipa penyalur aliran cairan
bertekanan dari selang menuju ke nosel
12. Nosel, untuk memecah cairan menjadi
pertikel halus
Gambar : Tipe-tipe nozzle yang umum
PETUNJUK
DAN KELENGKAPAN BAGI OPERATOR SPRAYER
Dalam melakukan penyemprotan, yang
harus diperhatikan saat aplikasi pestisida di lapangan adalah :
1. Udara pada waktu penyemprotan harus
memungkinkan antara lain keadaan tenah (tidak berangin) dan udara masih
dingin misalnya pada waktu pagi hari atau sore hari.
2. Penggunaan obat dan cara
mencampurnya harus sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan.
3. Hindarkan kontak langsung dengan
obat-obatan agar tidak terjadi keracunan.
4. Agar jangan sampai terjadi
pencucian/pengeceran bahan kimia, janganlah melakukan penyemprotan pada waktu
banyak embun atau sebelum dan selama hujan turun.
5. Selama penyemprotan berlangsung
amatilah agar ukuran butiran cairan yang keluar, pola sebaran dan hasilnya
tetap, butiran cairan waktu mengenai bagian-bagian tanaman tidak terpelanting.
Dalam keadaan udara berangin, jalannya orang mengikuti arah angin.
6. Sedapat mungkin hindari pengenaan
obat-obatan secara langsung pada bunganya.
Persyaratan
Penggunaan Handsprayer
Persyaratan yang diperlukan dalam
mengoperasikan handsprayer (alat penyemprot) ini antara lain :
Isi tangki dengan cairan pestisida
dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara. Setelah diisi
cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk
mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui
manometer. Beberapa persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari
plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas untuk dibersihkan,
selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan dapat diganti
baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas
aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan
angin tidak melebihi 10 km/jam.
Kelengkapan
Alat Handsprayer
Kelengkapan alat yang diperlukan
untuk mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain :
1.
Masker,
alat pelengkap untuk menutup mulut dan hidung agar kabut yang mengandung
pestisida tidak masuk ke dalam pernapasan.
2.
Pakaian
lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung tangan,
serta kaca mata pelindung.
3.
Ember,
gelas ukur, dan corong plastik untuk menakar , mencampur, dan menuangkan
larutan pestisida yang diaplikasikan ke dalam tangki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar