Hidroponik
Hidroponik atau istilah
asingnya hydroponics, berasal dari bahasa Yunani. Kata tersebut
berasal dari gabungan dua kata yaitu hydro yang artinya air
dan ponosyang artinya bekerja, budidaya hidroponik artinya bekerja
dengan air yang lebih dikenal dengan sistem bercocok tanam tanpa tanah. Dalam
hidroponik hanya dibutuhkan air yang ditambahkan nutrien sebagai sumber makanan
bagi tanaman (Irawan, 2003).
Berdasarkan media tanam
yang digunakan, maka hidroponik dapat dilakukan dengan tiga metode, yakni :
1.
Metode kultur air Dilakukan dengan menumbuhkan tanaman dengan air, namun
cara ini masih tergolong mahal dalam budidaya hidroponik.
2.
Metode kultur pasir Merupakan metode yang paling praktis dan lebih
mudah dilakukan terutama untuk lahan yang luas. Dalam metode ini pasir
bertindak sebagai media tumbuh tanaman, suplai makanan berasal dari pupuk yang
dilarutkan dalam air.
3.
Metode kultur bahan
porrus Metode ini media yang digunakan
seperti arang sekam, sekam padi, dan media lainnya.
Sistem pemberian larutan
nutrisi pada budidaya hidroponik ada berbagai macam, beberapa sistem pemberian
larutan nutrisi yang sering digunakan dalam sistem hidroponik antara lain :
1.
Sistem rendam Pemberian larutan nutrien ditempatkan di
dasar pot yang kedap air, sehingga larutan merendam akar tanaman.
2.
Sistem tetes Pemberian larutan dilakukan dengan
mengalirkan larutan ke dalam selang irigasi dengan bantuan pompa. Pada selang
dipasang alat tetes yang dapat menyalurkan nutrisi pada setiap tanaman.
Keunggulan sistem tetes yaitu volume larutan yang akan diberikan dapat diatur.
3.
Sistem siram Tanaman disiram seperti pada
budidaya konvensional. Untuk mengurangi penguapan berlebih tanaman dilakukan
pengkerudungan dengan plastik. 4. Sistem semprot Sistem
semprot baik dilakukan di tempat luas dalam suatu rumah kaca yang dilengkapi
dengan pengaturan suhu dan kelembaban.
5.
Sistem air mengalir Sistem air mengalir disebut juga NFT
(Nutrient Film Technique) yaitu dengan cara mengaliri larutan dengan
pipa-pipa dengan bantuan pompa, pipa-pipa tersebut langsung dijadikan sebagai
media tumbuh tanaman.
Banyak alasan untuk
melakukan budidaya tanaman secara hidroponik, diantaranya adalah keberhasilan
tanaman begitu terjamin, dan dapat memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang
yang sempit daripada bercocok tanam tradisional, selain itu hampir semua
tanaman dapat dihidroponikkan (Prihmantoro dan Yovita, 2005).
Menurut Lingga (2005)
budidaya tanaman secara hidroponik memiliki keuntungan yaitu :
1.
dapat dilakukan pada ruang atau tempat
yang terbatas dan higienis,
2.
apabila dilakukan di rumah kaca dapat
diatur suhu dan kelembabannya,
3.
nutrien yang diberikan digunakan secara
efisien oleh tanaman,
4.
produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan
menggunakan media tanam tanah biasa,
5.
kualitas tanaman yang dihasilkan lebih
bagus dan tidak kotor,
6.
tanaman memberikan hasil yang kontinu.
Media
tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman
yang dapat memasok sebagian unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Media tanaman (media tumbuh) merupakan salah satu unsur
penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara baik. Sebagian besar
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman.
Selanjutnya diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologis
tanaman.
Media tanam yang ideal
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.
Bersifat poros atau mudah membuang air
yang berlebihan;
2.
Berstruktur gembur, subur dan dapat
menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman;
3.
Tidak mengandung garam laut atau kadar
salinitas rendah;
4.
Keasaman tanah netral hingga alkalis,
yakni pada pH 6 – 7;
5.
Tidak mengandung organisme penyebab hama
dan penyakit;
6.
Mengandung bahan kapur atau kaya unsur
kalcium.
Media untuk
tanaman hidroponik bermacam-macam. yang dapat digunakan, dapat dari arang
sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss), dan serbuk sabut
kelapa. Persyaratan terpenting untuk media hidroponik harus ringan dan
porus. Tiap media mempunyai bobot dan porositas yang berbeda. Oleh
karena itu, dalam memilih media sebaiknya dicari yang paling ringan dan yang mempunyai
porositas baik.
Media tanam pada
hidroponik tidak menyediakan unsur hara melainkan hanya berfungsi sebagai
tempat tumbuh atau penopang tempat berdirinya tanaman yaitu tempat melekatnya
akar, tetapi selain itu juga mampu menyerap, menyimpan
dan meneruskan larutan
nutrisi tanaman. Media yang dapat digunakan dalam hidroponik banyak jenisnya
antara lain :
1.
Pasir
Pasir digunakan sebagai
media tanam karena pasir mempunyai bobot yang cukup berat sehingga dapat
menopang tegaknya tanaman dan mempunyai poripori makro yang banyak sehingga
mudah menjadi basah tetapi juga cepat menjadi kering, namun mampu menciptakan
sirkulasi udara yang baik bagi perakaran tanaman (Agoes, 1994).
2.
Arang sekam
Media arang sekam
mempunyai porositas yang baik, mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, ringan,
dan merupakan sumber kalium. Arang sekam baik untuk media tumbuh tanaman
sayuran maupun buah-buahan secara hidroponik. Arang
sekam dapat menahan air
lebih lama dan membawa zat-zat organik yang dibutuhkan oleh tanaman (Anonim,
1993).
Media arang sekam
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain harganya
relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan mempunyai
porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, yang
umum tersedia hanya bahannya (sekam/kulit gabah) saja, dan hanya dapat
digunakan dua kali.
3.
Sekam padi
Sekam padi digunakan
sebagai media tanam karena sekam padi ringan mudah dipindah-pindahkan, daya
simpan airnya cukup baik, tidak mampat, sehingga sirkulasi air dan udara
berjalan baik (Lingga, 1999).
4.
Pakis
Bahan media ini mampu
menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Potongan pakis mengandung
sellulosa, hemisellulosa, lignin, fraksi air yang larut (gula, asam amino, asam
alifatik) Bahan media tanam tersebut melapuk secara
perlahan-lahan sehingga
unsur hara dapat sedikit demi sedikit diserap dengan baik oleh tanaman
(Lingga,1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar