2.1.Data Botanis Tanaman
Kentang.
Tanaman kentang merupakan tanaman semusim berbentuk
semak, batangnya bulat sampai persegi lima
dan berwarna hijau kemerahan atau ungu, warna batang utama juga dipengaruhi
oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan.
Jumlah batang dan percabangan tanaman yang berasal dari umbi dipengaruhi
oleh penyinaran dan tingkat generasinya (Jajang Sauman, dkk, 2002).
Kentang termasuk famili solanaceae, klasifikasi tanaman kentang
menurut Tony Hortus (2006), adalah sebagai berikut :
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus :
Solanum
Species : Solanum tuberosum L.
Tanaman ini umumnya ditanam
dari umbi (vegetatif) sehingga sifat tanaman generasi berikutnya sama dengan
induknya. (Permadi, dkk, 1985). Apabila dikehendaki perubahan pada suatu
tipe, maka perbanyakan dilakukan dengan biji, perbanyakan dengan biji pada
pertanaman kentang dilakukan dalam usaha menciptakan kultivar-kultivar baru.
Batang tanaman kentang
mempunyai dua tipe yaitu : batang yang berada di atas permukaan tanah berwarna
hijau, kemerahan atau ungu tua. Batang
yang berada dipermukaan tanah mempunyai stolon dan umbi, sistem perakaran pada
tanaman yang diperbanyak secara aseksual adalah serabut adventisius, akan
muncul dari buku batang yang terletak di dalam tanah, akar biasanya tumbuh
internal 20 sampai 25 cm, selanjutnya tumbuh ke bawah sebagian besar akar
berada pada top soil dan hanya sedikit yang tumbuh pada kedalaman 90 cm atau
lebih (Edmond, dkk, 1964).
Daun kentang termasuk daun
majemuk yang tersusun spiral pada batang, daun-daun pertama pada kentang
merupakan daun tunggal tetapi daun-daun selanjutnya berupa daun majemuk dengan
anak daun primer dan anak-anak daun sekunder, anak daun sekunder terletak pada
tangkai daun utama di antara anak daun primer (Permadi, dkk,
1985).
Menurut Budi Samadi (1998),
bagian-bagian atau organ penting tanaman kentang adalah sebagai berikut :
berdaun rimbun dan letak daun berselang seling mengelilingi batang tanaman,
daun berbentuk oval sampai oval agak bulat, ujungnuya meruncing, tulang
menyirip, warna daun hijau muda sampai hijau tua sampai kelabu, ukuran daun
sedang dengan tangkai daun tidak panjang.
Bentuk batang segi empat atau
segi lima tergantung kultivarnya, batang kentang umumnya tidak berkayu namun
agak keras apabila dipijat sehingga mudah roboh, warna batang hijau tua dengan
pigmen ungu, bercabang dan setiap cabang ditumbuhi oleh daun-daun yang rimbun,
permukaan halus pada ruas batang tempat tumbuhnya cabang. Batang tanaman ini berfungsi sebagai jalannya
zat-zat hara dari tanah kebagian daun dalam proses fotosintesis.
Mempunyai perakaran tunggang
dan serabut, akar tunggang kedalamannya kurang lebih 45 cm, akar berwarna
keputih-putihan dan halus berukuran sangat kecil, akar tanaman berfungsi
sebagai penyerapan unsur hara.
Tunas tanaman kentang ada yang
berbunga dan ada yang tidak berbunga tergantung pada kultivarnya, warna
bervariasi yaitu putih, ungu dan ungu keputih-putihan, kultivar granola
mempunyai bunga berwarna ungu, sedangkan atlantik berwarna ungu
keputih-putihan, mempunyai tandan bunga 7 buah, berjenis dua kelamin, yang
telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji.
Umbi terbentuk dari cabang
samping diantara akar-akar, proses pembentukannya ditandai dengan terhentinya
pertumbuhan memanjang dari rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga
rhizome membengkak, umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Ukuran, bentuk dan warna umbi kentang bermacam-macam tergantung kultivar
kentang dan ukuran yang bervariasi, bentuk umbi ada yang bulat, oval agak bulat
(bulat lonjong), dan bulat panjang berwarna kuning, putih dan merah
Umbi kentang memiliki tunas
untuk bahan perkembangbiakan yang selanjutnya dapat menjadi tanaman baru,
selain mengandung zat gizi, umbi kentang mengandung zat solanin yang beracun,
solanin akan berkurang atau hilang apabila umbi telah tua sehingga aman untuk
dikonsumsi, tetapi solanin tidak dapat hilang apabila umbi tersebut keluar dari
tanah dan terkena sinar matahari, cirinya kentang yang masih mengandung racun
solanin berwarna hijau walaupun telah tua.
Menurut Evans (1975), ada tiga tahapan pertumbuhan
tanaman kentang yang berasal dari umbi yaitu :
1.
Tahapan dari sejak umbi ditanam
sampai tanaman muda dengan luas permukaan daun kira-kira 200 sampai 300 cm2,
dimana umbi bibit masih memegang peranan utama sebagai sumber makanan bagi
tanaman yang masih muda.
2.
Tahapan dimulainya pertumbuhan
autotrof, dimana pertumbuhan tanaman dibagian atas tanaman mendominasi semua
pertumbuhan tanaman.
3.
Tahapan dimulainya pembentukan
umbi yang berlangsung sampai tanaman menua dan mati.
Kentang kultivar granola
merupakan kultivar unggul dengan produktivitas bisa mencapai 30 ton/Ha,
dari jumlah ini 20 ton berkualitas baik (AB), 5 ton berkulitas sedang (B), 4
ton kualitas (C = campur), dan 1 ton
kualiats rindil (D). Selain memiliki keunggulan
hasil tanaman kentang Granola juga tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh
cendawan, kentang ini umumnya dipanen normal 90 hari, meskipun 80 hari bisa
dipanen (Setiadi, 1993).
Produsen kentang untuk konsumsi akan lebih baik kalau
umbi yang dihasilkan lebih banyak yang
besar, sebaliknya bagi produsen bibit kentang menginginkan ukuran umbi 25 sampai
45 g lebih banyak. Ukuran umbi kentang digolongkan berikut ; Umbi konsumsi (80
g), sebagai umbi kelas L/bibit besar (60
sampai 80 g), umbi kelas M/bibit sedang (45 sampai 60 g), umbi kelas S/bibit (30
sampai 45 g), umbi kriil/kecil konsumsi (20 sampai 30 g).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar